PEKALONGAN- Sebanyak 117 makam di kompleks permakaman Sapuro, Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat bakal terkena proyek pembangunan rel ganda lintas Pekalongan-Semarang.
Satker Pembangunan Rel Ganda Kereta Api Tegal-Pekalongan-Semarang, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan diminta memberikan kompensasi kepada para ahli waris makam senilai Rp 1.250.000 hingga Rp 2.250.000 untuk pembongkaran makam dan pembuatan makam baru.
Demikian terungkap dalam musyawarah pembebasan lahan untuk pengadaan tanah guna pembangunan rel ganda antara ahli waris makam, warga pemilik tanah dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T), di kantor Kelurahan Sapuro, Kamis (12/7) malam.
Gumanti, juru kunci Makam Sapuro memaparkan, untuk membongkar makam dan membuat makam baru diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 1.250.000. ’’Biaya tersebut meliputi biaya untuk membongkar makam, membuat peti, membeli kain kafan, membuat makam baru dan membeli patok makam,’’ ujar Gumanti.
Para ahli waris makam telah memercayakan proses pembongkaran makam keluarga kepada Gumanti. ’’Karena ahli waris minta makam baru nanti sama seperti makam yang terdahulu, maka kami minta untuk makam yang diplester ada tambahan biaya Rp 500.000, dan makam keramik Rp 1.000.000,’’ terangnya.
Gumanti menjelaskan, untuk membongkar 117 makam yang terkena proyek rel ganda dan membuat makam baru, nantinya dilaksanakan oleh sembilan orang penjaga makam. Sembilan orang penjaga makam akan bertanggung jawab terhadap 13 makam. Pembongkaran makam, lanjut dia, bisa dimulai setelah peti siap. ’’Untuk itu, kami minta ada uang muka agar kami bisa segera menyiapkan peti. Perkiraan kami, 117 peti itu bisa kami selesaikan selama 15 hari. Setelah peti siap, kami akan segera melakukan pembongkaran makam,’’ paparnya.
Sosialisasi
Asisten I Sekda Kota Pekalongan Bidang Pemerintahan dan Administrasi, Slamet Prihantono yang memimpin musyawarah meminta pihak kelurahan membuat peta makam yang akan terkena proyek rel ganda untuk disosialisasikan kepada para ahli waris. Pasalnya, menurut Gumanti, dari 117 makam yang akan terkena proyek rel ganda, sebagian belum diketahui ahli warisnya.
Bagi warga yang merasa mempunyai anggota keluarga yang dimakamkan di permakaman Sapuro, tepatnya di tepi rel, diharapkan segera menghubungi kantor Kelurahan Sapuro karena makam akan dibongkar dan dipindahkan untuk pembangunan rel ganda. Kepada Gumanti dan para penjaga makam yang akan membongkar makam, ia berpesan agar mereka memberitahu para ahli waris sebelum makam dipindah. ’’Beri tahu pihak keluarganya agar keluarga bisa ikut mendoakan,’’ pesannya.
Sebelumnya, Ketua Tim Tanah Satker Pembangunan Rel Ganda Kereta Api Tegal-Pekalongan-Semarang, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Dandung Iskandar mengatakan, untuk makam yang terkena proyek rel ganda, pemindahan makam diserahkan kepada ahli waris. Hal itu mengin
Satker Pembangunan Rel Ganda Kereta Api Tegal-Pekalongan-Semarang, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan diminta memberikan kompensasi kepada para ahli waris makam senilai Rp 1.250.000 hingga Rp 2.250.000 untuk pembongkaran makam dan pembuatan makam baru.
Demikian terungkap dalam musyawarah pembebasan lahan untuk pengadaan tanah guna pembangunan rel ganda antara ahli waris makam, warga pemilik tanah dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T), di kantor Kelurahan Sapuro, Kamis (12/7) malam.
Gumanti, juru kunci Makam Sapuro memaparkan, untuk membongkar makam dan membuat makam baru diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 1.250.000. ’’Biaya tersebut meliputi biaya untuk membongkar makam, membuat peti, membeli kain kafan, membuat makam baru dan membeli patok makam,’’ ujar Gumanti.
Para ahli waris makam telah memercayakan proses pembongkaran makam keluarga kepada Gumanti. ’’Karena ahli waris minta makam baru nanti sama seperti makam yang terdahulu, maka kami minta untuk makam yang diplester ada tambahan biaya Rp 500.000, dan makam keramik Rp 1.000.000,’’ terangnya.
Gumanti menjelaskan, untuk membongkar 117 makam yang terkena proyek rel ganda dan membuat makam baru, nantinya dilaksanakan oleh sembilan orang penjaga makam. Sembilan orang penjaga makam akan bertanggung jawab terhadap 13 makam. Pembongkaran makam, lanjut dia, bisa dimulai setelah peti siap. ’’Untuk itu, kami minta ada uang muka agar kami bisa segera menyiapkan peti. Perkiraan kami, 117 peti itu bisa kami selesaikan selama 15 hari. Setelah peti siap, kami akan segera melakukan pembongkaran makam,’’ paparnya.
Sosialisasi
Asisten I Sekda Kota Pekalongan Bidang Pemerintahan dan Administrasi, Slamet Prihantono yang memimpin musyawarah meminta pihak kelurahan membuat peta makam yang akan terkena proyek rel ganda untuk disosialisasikan kepada para ahli waris. Pasalnya, menurut Gumanti, dari 117 makam yang akan terkena proyek rel ganda, sebagian belum diketahui ahli warisnya.
Bagi warga yang merasa mempunyai anggota keluarga yang dimakamkan di permakaman Sapuro, tepatnya di tepi rel, diharapkan segera menghubungi kantor Kelurahan Sapuro karena makam akan dibongkar dan dipindahkan untuk pembangunan rel ganda. Kepada Gumanti dan para penjaga makam yang akan membongkar makam, ia berpesan agar mereka memberitahu para ahli waris sebelum makam dipindah. ’’Beri tahu pihak keluarganya agar keluarga bisa ikut mendoakan,’’ pesannya.
Sebelumnya, Ketua Tim Tanah Satker Pembangunan Rel Ganda Kereta Api Tegal-Pekalongan-Semarang, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Dandung Iskandar mengatakan, untuk makam yang terkena proyek rel ganda, pemindahan makam diserahkan kepada ahli waris. Hal itu mengin
ARTIKEL TERKAIT:
0 comments:
Post a Comment